Si Paling "Aku"
Edit by Canva |
Apa sih sebenarnya yang dipikirkan orang terhadap perilaku yang mengutamakan ke "Aku"annya ?
Apakah orang tersebut berfikir bahwa "Aku" ini adalah orang penting yang dibutuhkan banget sama "kamu", "kalian" dan sebagainya
Kemudian "Aku" yang paling bisa melakukan apapun tanpa "kamu", "kalian" atau jika tidak ada "Aku", "kamu", "kalian" dan lain sebagainnya tidak bisa apa-apa.
Wow, jika itu yang dipikirkan, sangat lah luar biasa banget, tapi yang mengutamakan ke "Aku"annya ini, apakah tidak pernah merasa salah? Tidak pernah berfikir perasaan orang lain? Tidak menerima masukan orang lain? Atau apa lah itu, sehingga hal ini memunculkan pertanyaan di awal tadi.
Sejatinya manusia ini diciptakan sebagai mahluk sosial dan tidak bisa hidup sendiri tentu membutuhkan bantuan orang lain.
Mungkin kita coba resapi secara logika, kenapa Allah SWT menciptakan Nabi Adam as? Kemudian kenapa Hawa sebagai manusia yang menemani Nabi Adam as di Dunia? Lalu kenapa Hawa harus berkelamin berbeda dengan Nabi Adam as?
Ya, tentu Nabi Adam as diciptakan untuk menyembah Allah, kemudian Allah SWT menciptakan Hawa sebagai pelengkap Nabi Adam as dan dengan adanya Hawa tentu dapat membuat keturunan untuk menciptakan peradaban yang ada saat ini.
Lalu kenapa Allah SWT menciptakan manusia itu berbeda-beda karena agar saling mengenal satu sama lain dan saling melengkapi, maka dari itu untuk manusia yang mengutamakan ke "Aku"annya ini bisa dikatakan menyimpan dari penciptaan manusia di awal.
Tapi balik lagi, jika orang tersebut dapat memposisikan kapan harus menonjolkan ke "Aku"annya dan kapan harus menurunkan atau meleburkannya, jadi mulai lah mencoba dan memposisikan diri sendiri agar terlihat lebih enak dan untuk kemaslahatan bersama.
Comments
Post a Comment