Pesona Cisolong dan Batu Qur'an
Pagi hari ini tepatnya Minggu (29/3) keluarga saya dan teman
kantor Ayah saya memiliki rencana untuk berlibur di daerah yang memiliki ciri khas patung Badak Bercula Satu yaitu Pandeglang
lebih tepatnya pemandian air panas (Cisolong) dan tempat dimana Syekh Maulana Mansyur memijakan kakinya di sebuah batu
yang sekarang sering disebut dengan Batu Qur’an (cikaromoy). Sekitar 37 Km dari
Serang ke tempat yang akan kita tuju (Pandeglang), ya kisaran 2 jam lah.
Kami berangkat dari rumah dengan menggunakan motor masing-masing, sekitar 4 motor.Saya berboncengan dengan adik pertama saya Nia (15) dan sepupu saya Ria (6), sekitar jam 07.30 WIB kami berangkat menuju tempat pertemuan (meeting Point) di Gaint Ekstra yang berada di Sempu. Kami sampai di tempat meeting point sekitar 30 menit, tepatnya jam 8 tepat,
namun disana masih belum ada teman-teman kantor ayah saya yang datang, sekitar 5 menittan ayah saya menelfon salah seorang temannya kalo ga salah namanya Om Chandra. Om Chandra bilang dia masih berada di Cilegon, mendengar kabar itu ayah saya mengambil keputusan untuk pergi duluan karena adik saya yang kecil (Rifai) tidak mau nunggu lebih lama lagi, jadi kita sepakat untuk berangkat duluan.Setelah saya berangkat dan saya yang paling depan karena saya memiliki informasi tentang keberadaan tempat yang akan kami tuju, namun Nia mengingatkan bahwa mereka (keluarga saya)
engga keliatan di belakang.
Hand Phone (HP) Nia berbunyi dengan lagu Katty Parie berjudul back to
december, Nia langsung memeriksa Hpnya ternyata dari Mamah. “A kata mamah belum jalan masih nungguin temen Ayah, katanya bentar lagi.” Begitu saya mendengar kabar itu saya otomatis aga sedikit gedek juga.Nia mengajak saya untuk sarapan dengan bubur khas Cirebon tepatnya di Cipocok Jaya sebelum SMAN 2
Kota Serang.Ya, menurut saya itu ide yang bagus soalnya kami berangkat dengan perut yang belum terisi oleh nasi sedikit pun. Saya dan Nia memesan 2 Porsi bubur, sate usus 3 dan sate ati 1. Bubur harganya Rp 6.000/porsi, sate usus harganya Rp. 1.000/1 dan sate ati harganya Rp 2.000/1. HP Nia kembali berdering lagi.“ A kata mamah udah ada di Pom Bensin Cipocok.”
Tidak berpikir panjang lagi saya langsung mengambil dompet dan mengambil selembar uang Rp
20.000 untuk membayar bubur dan sate, iseng-iseng saya meminta berfoto selfy ke Nia
di sepanduk yang bertuliskan “BuburKhas Cirebon”.
Kami sudah sampai di Pom Bensin Cipocok Jaya dan disana sudah ada Ayah, Mamah dan Saudara-saudara saya dan 1 orang teman Ayah saya. Singkatnya saya berkenalan dengan teman Ayah saya dan mengenalkan diri saya, sekarang saya tahu harus memanggil teman Ayah saya dengan nama Pak Tri, kami mengisi bensin terlebih dahulu, saya mengisi bensin Rp. 20.000. Saya, Nia dan Pak Tri berbincang-bincang mengenai hobby saya dan Nia, ternyata beliu kenal juga dengan Ali Fajar teman 1 angkatan pada saat masih membela Ekskul Basketball sekolah.
Kembali Rifai ngamuk lagi dan meminta untuk cepet-cepat ketempat tujuan, ya kita maklumi saja namanya juga anak kecil pengen cepet sampai saja terus
bersenang-senang deh. Pak Tri menyarankan ke Ayah saya untuk berangkat duluan, ya soalnya kasian sama adik saya yang satu ini. Kami melanjutkan perjalanan dan tetap saya yang memimpin rombongan ini untuk menuju tempat tujuan. Saat di perjalanan menuju ke Pandeglang ada sekitar 10 sampai 11 orang yang
menjulurkan jaring ikan untuk meminta sumbangan pembangunan Masjid yang sedang
di bangun dan melambaikan tangan untuk memberi arahan agar kita memelankan kecepatan
kendaraan kita, keadaan jalan pun aga terganggu apa lagi saat melewati pasar
Baros yang pasti padat merayap, namanya juga pasar pastilah rame dan pasti terhambat
dengan adanya pedagang-pedangan yang ada di pinggir jalan. Saya mengendarai
motor dengan kecepatan 50/Km, jalan rayanya Pandeglang lumayan bagus namun masih
aga dihiasi sedikit lubang-lubang, sekali-kali saya terkena lubang, saya
pun harus lebih hati-hati lagi.
Plang nama “pemandian Air panas Cisolong belok kiri”
menandakan sebentar lagi kami sampai ketempat tujuan pertama kami. Rekreasi Pemandian Air Panas
di kawasan ini terdapat
di dua tempat yaitu
di Kampung Torong dan Kampung Cisolong
yang terletak di Desa Sukamanah Kecamatan kadu Hejo kabupaten Pandeglang. Lokasinya yang dekat dengan kota Pandeglang dapat ditempuh
dengan jarak 5Km dari Jalan Raya Pandeglang Labuan tepatnya dari Cipacung Pandeglang
atau 4Km dari jalur jalan AMD Pandeglang. Menurut warga sekitar juga, pemandian
air panas ini tidak hanya untuk rekreasi tapi untuk menyembuhkan berbagai penyakit,
seperti penyakit tulang, atau penyakit kulit lainnya telah dilengkapi dengan fasilitas
seperti tempat permainan anak dengan kolam yang luas.Saat berjalan menuju ketempat
pemandian air panas ternyata ada perubahan yang signifikan yaitu jalannya
sudah di perbaiki makanya sekarang ada biaya retrebusi untuk pemeliharaan
jalan seharga Rp 2.000, harga masuk untuk dewasa Rp 10.000 dan untuk anak-anak Rp
5.000.
Kami masuk di tempat yang pertama tepatnya di atas, kan
tempat pemandiannya ada dua tempat, pertama di atas dan yang kedua di bawah.
Kenapa kami memilih tempat di atas? Karena di atas itu bisa buat rekreasi
anak-anak soalnya banyak mainan seperti halnya kereta-keretaa, mobil-mobilan
dan flying fox untuk menguji keberanian.
Saya, Nia dan Atu (15) kaya anak kecil kurang bahagia,
kita malah ke-girangan ngeliat kereta-keretaan dan langsung pingin
coba menaikinya, naik kereta-keretaan 1 orang dikenai harga Rp 5.000/1 kali
putaran, sekarang giliran Rifai, Nesa (10), Kinay (5), Aya (6), Ria (6), Barak
(9), mereka ngerengek sama Mamah saya untuk naik mobil-mobilan, mamah
saya sih Cuma cengar-cengir aja, wajarlah anak kecil, yang engga wajar
tuh ya kita bertiga tadi. Naik mobil-mobilan menggunakan 1 koin, 1 koin
harganya Rp 5.000/1 menit, terus saya, Nia dan Atu engga selesai cuma naik
kereta-keretaan aja tapi kita naik Flying Fox juga, harga 1 kali
naik Flying Fox Rp 10.000/1
orang, saya naik Flying Fox dengan mas-mas udah gitu di suruh pegangan
tangan lagi so sweet bangetkan, hahahah…, et bukan modus atau
apa, kata mas-masnya takut muter-muter aja, nanti kalo muter-muter pusing juga
kan…, yaaa modus.
Setelah asik
berendam air panas Mamah manggil kita semua untuk segera makan siang, tentu
saja Mamah bawa bekel dari rumah agar irit sih. Ya, tapi nikmat juga dengan nasi gonjeleng, ayam goreng,
telor dadar, dan mie goreng. Oh iya kita makan ditempat seperti gubuk-gubuk
gitu menghadap ke kolam, wuih pokoknya nikmat aja lah, kalo temen-temen
mau dateng silahkan saja engga bakal nyesel ko apalagi sama keluarga,
tambah asik aja tuh.
Begitu hari yang cerah dan
penuh rasa kekeluargaan yang sangat amat dalam. Tadi kita berendam di air panas
dan kini kita akan berendam di air yang sangat dingin sekali. Kami melanjutkan
perjalanan menuju Cikaromoy atau sering disebut dengan tempat Batu Qur’an.
Sebelum kita berangkat menuju ke Batu Qur’an kita sholat Dzuhur terlebih dahulu
karena bertepatan jam 12.05, setelah sholat baru lah kami berangkat menuju ke
Batu Qur’an. “horeee,” teriak Rifai menandakan kembiraannya.
Batu Qur’an terletak di kaki
Gunung Karang, di Desa Kadubumbang Kecamatan Cimanuk, Kabupaten Pandeglang,
Banten. Letaknya arah Cimanuk ada belokan ke kiri 300m (sebelum pemandian
cikaromoy) . Perjalanan yang begitu menyenangkan, saat kita berbelok kiri
jalanan yang menurut saya kurang layak untuk menjadi tempat yang selalu di
kunjungi oleh orang-orang yang ingin sekedar berwisata atau pun berjiarah. Kita
memarkirkan motor terlebih dahulu ditempat yang dekat dengan jalan menuju Batu
Qur’an. Untuk mencapai kawasan Batu
Qur’an kita harus menuruni tangga berbatu. Tidak jauh dari tempat kami
memarkirkan motor, harga masuk ke Batu Qur’an sangat lah murah hanya Rp 3.000
saja, lokasi Batu Qur’an berada di bawah
pohon beringin besar dan rindang . berbicara tentang Batu Qur’an orang-orang
menyebutnya pemandian Batu Qur’an karena banyak orang yang menuju kesana hanya untuk
berendam dan mandi.
Menurut Ustad Muhtadi bisa dibilang juru kunci
Batu Qur’an, beliau mengatakan bahwa air yang ada di pemandian Batu Qur’an ini
bisa menyembuhkan penyakit dan terbukti sudah banyak orang yang sembuh , beliau
juga memaparkan sejarah Batu Qur’an ini kepada saya bahwa Batu Qur’an ini
adalah tempat dimana Syekh Maulana Mansur anak ke-7 dari Sultan Banten muncul
dari Mekah dan membawa air suci yang bisa disebut air zam-zam. “ jadi Beliau
(Syekh Maulana Mansur) pulang dari Mekah itu dengan ngelelep (menyelam) di air zam-zam,
munculnya pertama itu di sumur tujuh terus ngelelep lagi baru muncul di Batu
Qur’an ini terus ngucur tuh air zam-zamnya.”, jelas
Ustad Muhtadi (34) kepada saya, namun saya coba ngecek info yang ada di internet tentang sejarah Batu Qur’an ini biar melihat
kebenaran penjelasan dari Ustad Muhtadi ini, saat di Cek memang hampir sama dan
saya simpulkan ini adalah sebuah cerita rakyat yang nyata. Beliau (Ustad
Muhtadi) menyuruh saya untuk mengelilingi Batu Qur’an 7 kali dengan menyelam,
loh saya jadi bingung juga kenapa beliau nyuruh saya, setelah saya tanya beliau
menjawab, “kalo bisa ngelilingin Batu Qur’an 7 kali terus minta sama Allah insyallah bakal dikabulin,”, saya aga sedikit ragu juga sih.
Pemandian Batu Qur’an ini ada
dua tempat, yang diluar khusus untuk laki-laki dan tempat yang ditutup oleh
tembok yang tinggi itu khusus untuk perempuan. Oh iya saat masuk kedalam
pemandian perempuan pun kena biaya lagi Rp 2.000, saat berendam itu wuih gile dingin banget, badan saya geter terus saking kedinginanya. Om Chandra ternyata ingin mencoba apa yang
dikatakan Ustad Muhtadi tadi dia hanya bisa berputar mengelilingi batu 4 kali,
dia mencoba lagi dan lagi tapi hasilnya tetap sama, sabar ya Om Chandra mungkin
anda kurang beruntung, hahahah ..., sekitar 30 menit kita berendam disana
karena waktu sudah menunjukan jam 03.00 kita sudahi saja perjalanan hari ini.
Jadi buat temen-temen mau ngerasaain berendam di Cisolong dan mandi di Batu Qur'an, bermain disana
silahkan dateng bersama keluarga, di jamin ga rugi dan sumpah seru banget.
(Rafi RZ)
Comments
Post a Comment