My Diary: Gotongroyong

Pagi yang cerah di imbangi dengan derai suara burung yang meramaikan pagi ini, warga kampungku berbondong-bondong ke musolah Nurul Falah untuk bergotong royong meski katung yang membebani mata tak jadi halangan bagi mereka yang menyumbangkan tenaganya untuk bergotong royong memperindah Musolah tercinta warga kampung Balebatu Baru RT 003 RW 002 ini.

Dalam rangka untuk menyambut bulan suci ramadhan kami warga kampung memperindah Musholah kami dengan membersihkan dan mengecat ulang tembok yang sudah kumuh dan termakan usia, sekitar ada 15 kepala, termasuk Pak RT, para sesepuh, aku dan para warga yang terdiri dari pemuda sampai ke yang dewasa, mengecat dengan rasa kegembiraan untuk memperindah Musholah kami yang sering kami singgahi sebagai tempat pemunajatan masal alias berjamaah untuk menghadap kepada Dzat yang maha tunggal dan bijaksana Tuhan semesta alam yang kami sembah.
Banyak keceriaan dan kekocakan saat bergotong royong walaupun aku pemuda yang jarang bersosialisasi dengan baik dengan warga kampung karena aku terlalu sibuk aktif di kampus membaca buku dan bergerak dalam bidang literasi, keindahan saat bersosialisai adalah saat kami saling menolong satu sama lain untuk memperindah Musolah yang kami cintai ini.
Kopi hangat dan makanan ringan adalah penyambung obrolan yang sangat efektif menurutku, kita saling membahas tentang topik apa saja yang penting nyambung untuk di obrolin, aku juga membuka obrolan tentang mengapa kampung ini di namakan kampung Balebatu, para sesepuh dan para warga yang mengetahui hampir memiliki jawaban yang sama yaitu karena nenek moyang kita (buyut) menemukan Batu-batu yang tersusun seperti Bale, jadi bale tersebut terbentuk atas susunan batu yang besar menyerupai bale untuk duduk dan nongkrong sambil nyeruput segelas kopi hangat, ketika aku tanyakan lagi keberadaan bale yang tersusun atas batu-batu itu dimana para sepepuh ataupun warga tidak mengetahui pasti tentang dimana batu itu ditemukan pokoknya mereka hanya mendengar dari perbincangan dari orang tua mereka secara turun temurun.
Selanjutnya aku sambungkan kepada topik tentang maling yang berhasil menggasak habis 21 unit komputer yang berada di perpus pusat dan lab internet yang berada di kampus IAIN SMH Banten yang menghabiskan kerugian 50 juta menurut kisaran pak Budi ketua perpus IAIN SMH Banten.
Hebat sekali malingnya dan amat kejam saat fasilitas negara dan termasuk fasilitas mahasiswa juga digasak habis oleh para maling yang sudah profesional ini
"Itu pasti pake mobil losbak (pick up)" ujar Roni warga kampung Balebatu saat mengobrol denganku
"Kalo di jual tuh pasti dapet untung besar, bisa aja 1 unit komputer terjual dengan harga sampai 10 juta, pasti untuk besar mereka." Sambungnya lagi dan menutup obrolan kita karena memang waktu sudah menunjukan jam 11.15 kami harus bergegas untuk menunaikan ibadah sholat jum'at, setelah sholat baru lah kami lanjutkan lagi gotong royong yang masih menyisakan pekerjaan ini, karena harus satu hari kelar seperti apa yang di inginkan ketua RT kami M.Ruslan
"Pokoknya hari ini harus kelar biar keliatan bagus." Ujarnya.
HappyBlogging & Wassallam

Comments

Postingan Populer

Teknik Penulisan Soft News atau Feature