Citra Islam Dalam Berbusana Muslim Mahasiswa




Dalam studi komunikasi ada sebuah makna atau penafsiran akan objek satu dan objek lainnya yang dinamakan persepsi, persepsi ini lah sebuah peristiwa yang mengenal objek dan dapat menafsirkan pesan sesuai dengan yang sering kita lihat,[1] seperti contohnya ketika kita melihat orang menggunakan jas hitam, menggantung stetoskop, bauobat dan orangnya bersih maka kita akan meafsirkan bahwa orang yang kita lihat adalah seorang dokter, ketika kita melihat orang dengan baju kumel, celana sobek-sobek, telinga ditindik maka kita akan menafsirkan bahwa itu preman. Nah itu lah yang dinamakan persepsi dan hal ini sangat lah umum untuk orang lain membangun kepercayaan pada orang tersebut.

Dewasa ini banyak orang memainkan persepsi orang lain untuk tujuan yang tidak baik, seperti penipuan dan hipnotis.  Namun dalam berpakaian juga tidak menutup kemungkinan orang tersebut adalah benar, tidak semua orang buruk dan baik, yang lebih diutamakan adalah rasa hati-hati kita kepada orang yang baru dikenal. Pakaian merupakan simbol komunikasi nonverbal yang banyak memiliki makna, dalam sebuah pakaian terdapat nilai-nilai agama, kebiasaan tuntutan lingkungan (tertulis atau pun tidak), nilai kenyamanan, dan tujuan pencitraan[2].
Banyak subkultur atau komunitas menggunakan pakaian yang khas sebagai simbol keanggotaan mereka dalam kelompok tersebut. Bagi wanita muslim menggunakan jubah atau jilbab menandakan bahwa mereka merupakan orang muslim yang taat dan bagi pria yang berjenggot, menggunakan celana diatas lutut merupakan orang yang taat, seperti halnya kebanyakan mahasiswa IAIN Sultan Maulana Hasanudin Banten, mahasiswa dan mahasiswi yang menggunakan simbol atau pakaian seperti yang disebut diatas merupakan orang-orang yang taat, itu pun seperti persepsi penulis menganggapnya.
Kita cenderung mempersepsikan dan memperlakukan orang yang sama dengan cara berbeda bila ia mengenakan pakaian berbeda. Seperti halnya ketika kita bertegus sapa dengan wanita yang berjilbab atau berjubah dengan syari maka kita akan lebih lembut dan mengucapkan salam, sedangkan ketemu dengan wanita yang berjilbab namun menggunakan celana jins maka kita lebih menggunakan bahasa sehari-hari atau bahasa gaul untuk menyapa wanita tersebut. Dalam persepsi dalam berbusana muslim yang syari merupakan sebuah citra yang kita anggap bahwa mereka merupakan orang yang taat, kemudian apakah mahasiswa yang berpakaian kaos, jins dan serba ketat merupakan orang yang tidak taat, ini baru sebuah persepi yang hanya dilihat melalui cover seseorang, penulis pun meyakini mereka juga orang yang taat beragama. Karena citra tadi yang membentuk sebuah persepsi orang yang melihatnya


[1] Psikologi Komunikasi Karya DRS. Jalaluddin Rakhmat, M.Sc. Hal 50
[2]Ilmu Komunikasi: Suatu pengantar  Karya Prof. Deddy Mulyana, MA, Ph.D. Hal 392

Comments

Postingan Populer

Investasi Terbik Adalah Waktu