Media, Pemuda dan Moral Bangsa

Oleh : Iki Permana
Media massa hari ini semakin menjajah moral Bangsa, banyak pemuda tergiur akan  kenimatan media massa yang semakin canggih ini, media  massa di hari ini sudah tidak mementingkan kemanfaatan untuk kemajuan bangsa, malah mereka lebih mementingkan karir medianya masing-masing.
Kurangnya kesadaran masyarakat akan literasi media membuat bangsa akan kehilangan generasi penerus. Dahulu media banyak sekali mempertontonkan kartun-kartun yang mendidik dan mengasikan. Era 1980-1990an disebut –sebut sebagai masa kejayaan kartun Indonesia. Itulah masa ketika kartun memperoleh apresiasi yang baik dari masyarakat. Banyak kartunis lahir, banyak pameran dan lomba digelar. Media massa pun memberi ruang yang cukup bagi penampilan karya-karya kartunis Indonesia.
Kartun dahulu sangat digemari oleh anak-anak, sehinga masa kecil pun sangat berwarna. Kita dahulu mengenal kartun Crayon Shin-Chan, Dora The Explorer, Blue’s Clue’s, Jimmy Neotrun, Capten Tsubatsa, dll. Anak-anak (pemuda) akan berkembang menjadi penerus Negara yang ideal merupakan impian semua Negara, terutama Negara Indonesia yang memimpikan menjadi Negara maju, Indonesia harus lah memiliki penerus yang mempuni terutama para anak-anak dan remaja, mereka harus dididik sebaik mungkin hingga menjadi pemuda ideal untuk menerima tokat estafet kepemimpinan. Di masa kini peran penting untuk menumbuhkan pengembangan diri pemuda yang ideal tidak hanya dari orang tua, keluarga, teman dan masyarakat. Karena zaman semakin modern pendidikan pengembangan diri sekarang bertambah yaitu melalui media massa, seperti yang diutarakan oleh Prof. Deddy Mulyana M.A, Ph.D dalam bukunya Ilmu Komunikasi.   
Sedikit demi sedikit pergeseran moral dapat sangat terlihat jelas dikalangan anak remaja, begitu cepat permasalahan-permasalahan yang ada di anak remaja sekarang ini. Konten-konten yang tidak cocok untuk anak remaja di pertontonkan dengan secara gamblang dan itu dianggap biasa oleh orang tua atau pun kebanyakan masyarakat, tidak heran ketika pemuda saat ini adalah era kegalauan pemuda.
Lalu salah siapa? Pemuda? Orang tua? Pelaku media? Atau pemerintah?. Melihat dari kejadian yang sudah terlihat, semua point yang diatas adalah pelaku sekaligus korban, jadi tidak ada yang salah sama sekali, dalam sebuah Teori mengenai tontonan atau pun penggunaan media itu merupakan hak dari si penikmat, ini juga berlandaskan pada teori Uses and gratification, dalam teori tersebut di jelaskan bahwa si penikmat media dapat memilih konten-konteng yang menarik dan audien dianggap aktif. Permasalahan yang mecuat adalah audien memang berhak untuk memilih konteng yang diinginkan namun hampir terlihat secara global para audien masih dianggap kurang selektif dengan konten yang mereka ambil, jadi malah audien dianggap pasif (teori jarum suntik).
Maka dari itu solusi untuk menghadapi permasalahan media atau audien yang menggendalikan adalah jawabanya harusnya audien lebih dapat mengontrol dan memfilter konten yang sesuai dengan si audien, dengan cara memahami literasi media. Literasi media merupakan sebuah point yang harus di ketahui oleh para audien karena biar dapat selektif memilih konten-konten yang ada di media. Pada dasarnya media memiliki tujuan untuk komersil ketika audien menyenangi program yang di ajukan oleh media maka media menganggap itu lah yang harus ditampilkan terus menerus karena dapat menguntungkan bagi media tersebut. Jika audien sudah memahami literasi media maka masyarakat akan lebih selektif dan menyesuakannya denga keperluan-keperluan yang sesuai oleh auiden itu sendiri. Solusi ini lah yang harus dikembangkan oleh para masyarakat untuk lebih melek media.
Pergerakan ini pula yang harus dikomandoi oleh insan-insan Indonesia dari golongan mahasiswa, terutama mahasiswa yang mengkaji tentang permasalahan media dari kaca teori dan realitanya. Maka dari itu pergerakan mahasiswa dalam setiap lini dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satunya lini dari media yang sudah menjadi tempat yang dianggap lumrah oleh masyarakat, pembelajaran mengenai media pun harus dilakukan oleh mahasiswa. Tidak hanya mahasiswa namun seluruh kalangan masyarakat yang peduli akan kelangsungan kehidupan bernegara yang bersih dan memiliki penerus yang siap berjuang untuk kemajuan Negara Indonesia. 

Comments

Postingan Populer

Teknik Penulisan Soft News atau Feature