Meninggikan Gengsi Berujung Pinjol

Gengsi Tak Membuat Dirimu Kaya, Justru Membuat Dirimu Merana. - SEOMuda

Banyaknya orang saat ini kurang sekali melek dalam management keuangan yang mempuni sehingga banyak terkena jebakan yang dibuatnya sendiri. Selain kurangnya melek terhadap management keuangan, orang saat ini pun banyak yang mengutamakan gengsi agar terlihat trendi dan berduit padahal dibalik itu semua malah kebalikannya.

Ada sebuah cerita nyata yang saya ambil dan ini saya mendengarnya langsung dari si korban gengsi sebuat saja dia mawar. Mawar adalah seorang ibu rumah tangga yang memiliki anak yang sudah kerja, menikah dan memiliki satu anak.

Anaknya si mawar dalam ceritanya orang-orang kepadanya adalah anak yang royal dan selalu memiliki gaya bak orang sukses, bergaya trendi, dan semua pakainnya serba mahal. Tapi bagi si mawar dan sebagai orang tuannya yang menjadi korban anaknya yang bergaya mewah. Pasalnya anak si mawar ini terjerat oleh beberapa kasus peninjaman uang mulai dari menganggunkan BPKB motor si mawar hingga temannya, lalu motornya pun di gadaikan.

Tidak mau berurusan panjang karena sering di telfon oleh bagian penagihan akhirnya semua persoalan harus di selesaikan oleh Mawar dan suaminya. Berbekal warisan tanah dan kontrakan yang di wariskan oleh orang tua mawar, hingga mawar hanya menempati rumah konttrakan yang ia punya satu-satunya. Dalam pengakuannya itupun belum cukup.

Dari cerita si mawar kita belajar sebuah persoalan yang benar-bener jadi racun, yaitu meninggikan gengsi dengan menggunakan barang mewah agar terlihat oleh orang lain seperti orang yang punya dan berkecukupan padahal sebaliknya, malah menjadikan mawar susah hingga menghabiskan harta warisan dan harus tinggal di rumah kontrakan yang tersisa dari warisan tersebut.

Selain cerita si Mawar ada juga yang saya alami sendiri namun alhamdulilahnya saya masih amat sadar dan tidak mengikuti hasutan para orang terdekat untuk mengambil ini dan itu, contohnya Ketika kita bekerja, pasti lah ada hasutan untuk mengganti motor atau mengambil mobil, padahal gajih belum seberapa dan kehidupan pun masih pas-pas, jadi yang saya lakukan adalah menolak halus dan tidak memperdulikan omongan orang yang terkadang bikin senyum-senyum sendiri.

Contohnya “engga malu apa udah kerja ko masih pake motor gituan, ganti geh sama yang baru biar keliatan kalo udah kerja” atau “jangan pura-pura kaya orang susah sih, ambil mobil kenapa, gajih udah lumayan juga.” Dan lain sebagainnya…

Intinya bukan sok-sokan udah kerja atau apalah itu, tapi ada hal yang harus  di prioritaskan terlebih dahulu sebelum melaju kesana, jika orangnya gengsian mungkin saya akan mengambil saran dari omongan orang-orang tadi.

Hal yang dipriotitaskan ini lah yang saya ambil dalam mengelolah keuangan yang saya dapat dari pacar saya dan alhamdulilah sekarang sudah menjadi istri. Paling dasar yang saya pelajari adalah jika harus membedakan mana yang dibutuhkan dan mana yang hanya sekedar keinginan.

Kemudian ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri untuk mempertmbangkan sesuatu jika memang itu sangat-sangat butuh contohnya “masih bisa digunakan kenapa harus beli?” “Jika belum rusak kenapa harus ganti ?” lalu “jika belum butuh kenapa harus beli? ” dan banyak pertanyaan-pertanyaan lainnya yang membuat saya terhindar dari jebakan-jebakan yang didapatkan oleh orang-orang sekitar.

Kemudian hingga sekarang seperti memuat pembagian-pembagian yang saya pelajari dari orang-orang hebat. Contohnya gajih harus dibagi dengan rumus 50%,30% dan 20%.

50% gajih digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, 30% untuk bayar cicilan dan 20% untuk menabung dan bersedekah. Atau rumusan pembagian tersebut bisa juga disesuaikan dengan masing-masing, namun harus tetap ada yang di prioritaskan dan tidak karena jika semuaya di prioritaskan berarti tidak ada yang prioritas malah akan Kembali terjerat gengsi yang berujung pinjol tadi.

Inilah menurut saya pentingnya kita memanage keuangan agar kerja kita memiliki hasil yang lebih berguna, apa lagi jika sudah memikirkan uang tabungan untuk pensiuan atau mulai berani berinvestasi agar dimasa tua nanti lebih baik lagi.  

Comments

Postingan Populer

Teknik Penulisan Soft News atau Feature