Mikir ko untuk orang lain, Buat sendirinya kapan?
Design by Canva |
Hmm...
Seberapa banyak sih mikirin orang lain?
Mungkin banyak ya? Ya mungkin aja sih... Tapi hal ini (mungkin) sering terjadi pada siapa pun (termasuk gue). Namun ada orang yang udah bisa ngatur kapan harus mikirin kapan harus engga, dan ada juga yang kebalikannya, yaitu orang yang engga bisa ngatur dan sering mengutamakan pikiran dan cara pandang orang lain.
Emang iya sih, kita harus coba untuk mikirin dan harus tahu perasaan atau tanggapan orang lain, tapi ya, itu tadi harus mulai bisa ngatur kapan mikirin dan kapan engga.
Karena kalo orang yang belum bisa ngatur, maka akan jadi orang yang plin-plan dan yang penting disenangi orang lain karena mau ngikutin dan terlalu kebawa perasaan orang lain. Atau kalo terlalu egois dan engga pedulian ke orang lain pun bisa aja jadi salah dan di anggap "ah batu dia mah", "ah ga bisa di ajak kompromi" dan lain-lain deh.
Setiap orang punya karakternya beda-beda sih, tapi gue adalah salah satu orang yang selalu mikirin keinginan orang lain Mulu ketimbang diri sendiri, makanya gue adalah orang yang plin-plan, dan ini adalah hal yang paling gue benci banget.
Tapi.. engga ada kata terlambat untuk mengubah diri sendiri kan ya, tentu harus belajar mumpung hidup masih panjang. (Pede banget ngomong hidup masih panjang).
Pointnya sekarang ya mulai utamakan kenyamanan diri sendiri, kemudian menantang untuk meninggalkan pikiran yang selalu ingin di sukai atau di senangi oleh orang-orang. (Capek kali bro)
Suka dan tidak suka itu hal yang wajar sih, engga semua orang harus suka kan? Atau ga harus membahagiakan orang lain terus loh, sampe-sampe effort banget untuk jadi orang yang beda dan buka elo banget gitu loh (gila kali ya)
Mau coba mengutip sedikit dari kita yang gue baca, disitu ada kutipan yang menurut gue nyambung dengan pemikiran gue saat ini. Al Hasan berkata, "Wahai anak-anak Adam! Sesungguhnya engkau pagi-pagi dan sore hari untuk mencari keuntungan. Hendaklah yang engkau perhatikan ialah dirimu sendiri, karena sesungguhnya engkau tidak akan beruntung seperti itu selamanya." (Imam An-Nawawi Riyadhus Shalihin penjelasannya, hal 56)
Jadi coba lah untuk mulai memposisikan sebagai diri sendiri dan mencari keuntungan untuk diri sendiri, jangan selalu ingin disukai dan di hargai oleh orang lain, karena hal itu ga selamanya menguntungkan untuk diri sendiri.
Yuk ah mulai bodo amat dengan perasaan dan pandangan dari orang lain terhadap diri sendiri yang penting harus bisa atur dan memposisikan sesuai dengan kenyamanan masing-masing. (Punya kali posisi yang enak)
Comments
Post a Comment